Sabtu, 20 Desember 2008

DEFINISI KARATE

APAKAH KARATE ITU ? Di Okinawa, sebuah seni bela diri yang misterius dan ajaib yang berasal dari masa lalu telah datang kepada kita. Dikatakan bahwa seseorang yang mampu menguasai tekniknya dapat mempertahankan dirinya sendiri dengan penuh kesiapan tanpa bergantung pada senjata dan dapat menampilkan demonstrasi yang luar biasa: memecahkan beberapa papan kayu yang tebal dengan tinjunya atau menendang langit-langit dengan sebuah tendangan. Dengan shuto-nya (tangan pisau) dia dapat membunuh seekor lembu dengan serangan tunggal, dia dapat mematahkan batang bambu hijau dengan tangan kosongnya atau meremukkan batu dengan tangannya. Beberapa hal yang misterius dan menakjubkan dari seni bela diri ini menjadi inti dari karate-do. Tapi demonstrasi semacam itu hanyalah bagian kecil dari karate, memainkan peranan yang sama seperti ujian menebas dalam kendo (ilmu pedang Jepang). Dan adalah keliru jika berpikir tidak ada lagi selain ini dalam karate-do. Pada kenyataannya, karateka sejati adalah seperti ini: dalam hidup kesehariannya, baik tubuh dan pikiran dilatih dan dikembangkan dalam sebuah semangat kerendahan hati dan pada saat timbulnya kejahatan, seseorang dapat memberikan usaha terbaiknya demi keadilan. “KARA” Karate-do adalah sebuah seni bela diri istimewa yang berasal dari Okinawa. Sekalipun pada masa lampau pernah dibingungkan dengan tinju Cina karena penggunaan huruf Cina “Kara” pada namanya yang paling depan. Pada kenyataannya ratusan tahun lampau belajar dan latihan para master dan para ahli yang mengambil tempat di Okinawa, sudah dilakukan yang terus dipelihara, dibentuk dan disempurnakan hingga menjadi seni bela diri yang tersatukan sebagaimana yang ada hari ini. Benar, karena itulah, adalah hal yang jelas yang menunjukkan karate-do sebagai sebuah seni bela diri Okinawa. Seseorang bisa bertanya-tanya mengapa huruf Cina “kara” bisa digunakan hingga begitu lama. Sebagaimana aku membahasnya pada bagian ’’Pengembangan Karate-do’’, aku percaya bahwa pada masa itu di Jepang pengaruh budaya Cina sedang pada puncaknya. Banyak ahli bela diri yang mengadakan perjalanan ke Cina untuk belajar tinju Cina. Dengan pengetahuan mereka yang baru, mereka mengubah seni bela diri yang sudah ada, yang disebut Okinawa-te, dengan membuang hal yang buruk dan memasukkan hal yang baik ke dalamnya, sehingga menjadikannya sebuah seni yang lebih baik. Dapat diperkirakan mereka menggunakan ’’kara’’ (dengan huruf Cina) dan memberikan nama yang baru. Di Jepang saat itu (bahkan saat ini) banyak orang yang sangat terkesan pada budaya luar. Tidaklah sulit membayangkan penghargaan yang tinggi untuk apapun yang berasal dari Cina pada saat itu. Bahkan pada saat penulis masih muda, tidak adanya perabot dan perlengkapan buatan Cina di satu rumah adalah suatu masalah serius yang mempengaruhi kehidupan sosial beberapa keluarga yang terpandang. Dengan latar belakang inilah, alasan memilih huruf Cina “kara’”, yang bermakna ’’Cina’’, sebagai sebuah masalah yang mudah namun unik telah jelas. Mengikuti tradisi sebelumnya, penulis tetap menggunakannya sebagaimana pada masa lampau. ARTI DARI “KARA” Arti yang pertama dari “kara” menjelaskan bahwa karate adalah sebuah teknik yang mengijinkan seseorang untuk mempertahankan dirinya sendiri dengan tangan kosong dan tinju tanpa menggunakan senjata. Kedua, sama dengan cermin bersih yang memantulkan bayangannya tanpa cela, atau sebuah lembah yang amat sunyi yang menggaungkan suara, jadi orang yang belajar karate-do haruslah membersihkan dirinya dari kesombongan dan pikiran-pikiran jahat, hanya dengan sebuah pikiran dan batin yang jernih dia dapat memahami apa yang diterimanya. Berikutnya, dia yang akan belajar karate-do harus selalu berusaha di dalam penuh kerendahan hati dan di luar bersikap kesatria. Namun begitu, sekali dia memutuskan untuk berdiri karena alasan demi keadilan, maka dia harus menunjukkan keberaniannya dengan perkataan, ’’Sekalipun jika ada sepuluh juta lawan, aku akan maju!’’. Demikianlah, dia bagaikan batang bambu hijau: kosong di dalamnya, jujur dan tulus, tidak egois, kesatria dan menahan hawa nafsunya. Makna ini juga terkandung dalam “kara” pada karate-do. Akhirnya, pada arah yang paling mendasar, isi dari alam semesta adalah kekosongan (kara) dan kekosongan adalah isi itu sendiri. Ada begitu banyak seni bela diri: judo, kendo, sojitsu (teknik tombak), bojitsu (teknik tongkat) dan lain-lain. Tetapi dasar dari semua seni ini adalah sama dengan dasar pada karate-do. Tidaklah berlebihan untuk dikatakan bahwa faham yang asli dari karate-do adalah menjadi satu dengan semua dasar seni bela diri. Isi adalah kekosongan, kekosongan adalah isi itu sendiri. “Kara” pada karate-do juga mempunyai arti ini. (Gichin Funakoshi, Karate-do Kyohan, Kodansha Internasional)

GASHUKU BKC CABANG BANJAR

TENTATIF ACARA GASHUKU BKC CABANG BANJAR 28 – 29 DESEMBER 2008
Minggu, 28 Desember 2008
(Grha Banjar Idaman)
12.00–12.30
Registrasi Peserta
(Seluruh peserta Gashuku mengisi formulir pendaftaran [tingkat Kyu dan Dan])
12.30–13.00
Upacara pembukaan dan persiapan Ujian Susulan
(Seluruh peserta Gashuku)
13.00–15.00
Pelaksanaan Ujian Susulan
(Peserta Ujian Susulan tingkat Kyu)
Pelatihan untuk Pelatih sesi I
(Tingkat Kyu II, I dan Dan [Kihon])
15.00–16.00
Istirahat Sholat Ashar
16.00–17.30
Pelaksanaan Ujian Akhir
(Seluruh peserta Ujian tingkat Kyu)
Pelatihan untuk Pelatih sesi II
(Tingkat Kyu II, I dan Dan [Kata dasar])
17.30–19.00
Istirahat Sholat Maghrib dan makan malam
19.00–21.00
Latihan bersama sesi I
(Tingkat Kyu VI sd III)
Pelatihan untuk Pelatih sesi III
(Tingkat Kyu II, I dan Dan [Kata lanjutan])
21.00–23.00
Pemutaran film karate
23.00- 05.00
Istirahat
Senin, 29 Desember 2008
(Situ Mustika)
05.00-07.00
Latihan bersama sesi II
Seluruh peserta Gashuku
07.00-08.00 Istirahat dan sarapan pagi
Seluruh peserta dari GBI menuju Situ Mustika
09.00-11.00
Latihan bersama sesi III
Pertingkatan sabuk Kyu yang dipimpin oleh masing-masing tingkat Dan
11.00-12.00
Pengumuman hasil ujian dan upacara penutupan